Stadion Wibawa Mukti Kota Jababeka Jadi Saksi Grand Prix Marching Band 2016 Memperebutkan Piala Bergilir Presiden

Pada penyelenggaraan acara puncak Grand Prix Marching Band (GPMB) ke-32 tahun 2016 ini, Yayasan GPMB yang diketuai Lisa Ayodhia memilih Stadion Wibawa Mukti Kota Jababeka sebagai venue acara. Di sela-sela acara yang berlangsung selama 2 hari dari tanggal 29 – 30 Desember 2016 ini, Lisa menyampaikan, di usia yang ke-34 GPMB untuk pertama kalinya diselenggarakan di outdoor yang biasanya indoor di Istora Senayan, Jakarta. Penyelenggaraan outdoor kali ini sudah sesuai dengan standar internasional, dan memilih Stadion Wibawa Mukti.
“Cikarang harus bangga karena puncak acara GPMB digelar di sini, alasannya adalah pertama tempat harus outdoor dan berstandar internasional sehingga pas untuk peserta dan juri, letak tidak jauh dari Jakarta, serta Pemkab Bekasi dan Jababeka juga mendukung penuh. Juri-juri dari luar negeri mengatakan tempat ini very nice,” ungkap Lisa.
GPMB merupakan ajang bergengsi kompetisi marching band tingkat nasional pada tahun ini diikuti sebanyak 41 peserta, yang terbagi dalam beberapa kategori lomba, seperti Solo Horn, Solo Percussion, Brass Ensemble dan Drum Battle. Peserta marching band yang tampil rata-rata sudah memiliki segudang prestasi, antara lain Waditra Prima Sangatta PT KPC (Kutai Timur), MB Andam Dewi Bengkalis (Riau), MB Bahana Putra Soedirman (Banyumas), MB Gema Wibawa Mukti Pemkot Bandung, Korps Putri Tarakanita (Jakarta), MB Locomotive PT KAI (Bandung) dan Drum Corps Universitas Halu Oleo (Kendari). Sementara juri-juri yang didatangkan juga memiliki segudang pengalaman, seperti Eric Awuy (Swiss), Bruce Jones (AS), Tony Lees (Inggris), Marco Harder (German), dan juri dari Indonesia yaitu Trevino Soejono, Adi Yunimon Noer, Marko Sebira, Andi Hassan, Joedhi Roemekso dan Bambang Ganefa.
Lisa menyampaikan GPMB awalnya bertujuan membantu pemerintah dalam meredam kenakalan remaja. Kami punya semboyan “Gue bangga pernah menjadi anggota marching band” dan ini terus dipegang. Dengan menghormati yang lebih tua, menghargai perbedaan menjadi satu kebersamaan, memupuk rasa displin. Harusnya pemerintah berterima kasih dengan adanya kegiatan ini, meski kita selalu mandiri dalam menggelar GPMB. Secara keseluruhan kegiatan GPMB 2016 dimulai pada bulan April ada Kids Band untuk anak TK, Oktober-Nopember ada Junior Band untuk SD s/d SMA. Dan puncaknya, yang paling bergengsi sekarang ini untuk umum, bisa dari perorangan, club, sekolah, perguruan tinggi, perusahaan, institusi pemerintahan dan lain sebagainya. Selain memperebutkan Piala Bergilir Presiden, juga ada uang pembinaan sekitar 30 Juta-an.
Lisa yang merupakan seorang konsultan di bidang properti dan event berharap GPMB ini bisa menjadi agenda tahunan dari Kementerian Pariwisata. “Setiap event GPMB padahal bisa melibatkan hingga 20 ribu orang, hotel-hotel di sini bisa penuh, ekonomi kreatif menggeliat, dan kita membantu mempromosikan daerah-daerah. Event ini sudah mendapat pengakuan dari juri-juri luar negeri, dan pemenang event ini juga kita kirim ke kompetisi marching band dunia, dengan biaya sendiri. Padahal negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, pemerintahnya yang mengirim,” ungkap Lisa yang berharap kegiatan yang positif ini harusnya bisa didukung penuh oleh Kemenpora dan Kemendikbud. (kr)